Let's Explore IT !

Kata mbah Bardolo, IT tidak hanya teknik.. IT tidak hanya sains..
Tetapi IT adalah juga seni, humanisme dan cinta....

Sunday, 1 April 2018

[Fiksi] Programmer Love Story - Prolog

Image: Courtesy from Bukalapak
Tahun 1999 adalah tahun dimana Sheila on 7 meluncurkan album perdana mereka. Group yang awalnya sering main di panggung 17 Agustusan ini  sukses meluncurkan lagu-lagu seperti Tertatih, Kita dan yang paling hits Anugerah terindah yang pernah ku miliki. Dan tahun itu, dibalik kaset itu, di sela syair lagu itu, ada cerita manis, cerita pahit dan cerita misteri. Dan, beginilah ceritanya..

PROLOG

Namaku Jono.
Aku lulusan TI. Kata orang, aku jago buat program komputer. Mungkin karena mereka gak ngerti, bagaimana itu program komputer yang baik. Aku sendiri sih tidak merasa jago. Bahkan rada-rada bego. Kadang-kadang, sih.. hahah

Dan dia, Ine Sundari..
Nama yang cukup singkat, mudah dihafal, enak didengar. Seperti orangnya. Manis, enak diajak bicara, dan satu lagi.. menggemaskan. Paling tidak itu menurutku. Nggak tahu kalau menurut kamu.

Aku mengenalnya ketika aku harus mengajarinya sebuah aplikasi komputer yang aku buat sendiri di perusahaan tempat aku bekerja. Jadi, aku programmer, dia operatornya. Mulanya sih biasa saja, aku senang dengan gaya bicaranya. Lembut dan renyah.. kayak keripik benguk crispy buatan tetanggaku.. hahaha.. Kalau sudah nerocos, gak bisa berhenti. Ada saja bahan pembicaraannya. Jadi nyaman aja ngobrol sama dia. Dan entah mengapa, lama-lama aku tertarik dengan semuanya. Dengan semua yang ada padanya. Dengan segala apa adanya...

Tetapi...
Seperti lagunya Titik Sandora dan Muksin Alatas, ada dinding yang terbentang tinggi di antara kita. Dinding atas nama perbedaan. Dinding atas nama keyakinan. Begitu tingginya, sehingga susah sekali menemukan jendela, ventilasi atau bahkan lubang bekas paku sekalipun.

Kadang aku mau putus asa.. Ya sudah, lepas sajalah.. Tetapi hati kecil berkata lain. Apalagi simbahku pernah bersabda "jangan pernah menyerah sebelum kamu bertanding". Itu katanya pecundang. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Tidak ada perbedaan yang tidak bisa disatukan. Hitam dan Putih adalah dua warna yang berbeda. Tetapi mereka dapat bersatu dan membentuk warna abu-abu. Sebuah warna yang tidak kalah menariknya. Demikian juga air dengan minyak tanah. Perbedaan polaritas menyebabkan keduanya tidak bisa disatukan. Tetapi toh ada air sabun. Kata pak Gino Guru Fisika SMA-ku, air sabun mengandung surfaktan atau emulsifier yang mampu menyatukan minyak tanah dengan air. Menjadi senyawa baru, yang tidak mungkin untuk dipisahkan lagi.

Demikian pula dengan kami. Ada perbedaan mendasar dan sulit untuk disatukan. Tetapi apakah kami tidak mungkin disatukan? Entahlah.. Ketika perbedaan itu masih nyata, tentu akan sangat sulit bagi kami untuk bersatu. Tapi, bukankah ada air sabun yang bisa menyatukan air dan minyak tanah? Meski mungkin saja harus ada pengorbanan.. Ya, pengorbanan, karena ketika air dan minyak itu bersatu, otomatis ada sisi-sisi lain yang pasti berkurang dari keduanya. Dan aku hanya bisa berdoa, kiranya Tuhan memberikan jalan yang terbaik bagi kami berdua.

Dan, beginilah cerita itu dimulai...
Bersambung..

0 comments:

Post a Comment

Silakan masukkan komentar Anda... Bebas kok :-)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India