Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan, jelas bukan barang baru bagi dunia komputasi. Metode ini sudah ditemukan sejak tahun 1956 (eh, ternyata bareng dengan lahirnya UKSW - red), ketika John McCarthy dan Marvin Minsky mempublikasikan metode ini dalam konferensi pertama mereka tentang AI. Sempat kurang diminati karena ekspektasi terlalu tinggi jauh melampaui teori, era Komputer Cerdas-pun menggeliat kembali sejak kemunculan Machine Learning yang digagas Yarowsky (1995). Dan di era Big Data ini berkembanglah Deep Learning (2010) yang mampu mengolah data besar dengan mempertahankan velocity (kecepatan tinggi), volume (jumlah besar data) dan variety (variasi data yang sangat besar).
Tantangannya adalah, banyak penelitian-penelitian tentang AI yang gagal membumi karena terlalu berkutat dengan metode dan teori yang berada di awan-awan. Petani Jepang dalam penelitiannya di bawah ini membuktikan, bahwa AI, dalam hal ini Deep Learning bisa diaplikasikan dengan sangat nyata untuk membantu tugas kesehariannya. Bagaimana dengan kita? Iya, kita.. Anda dan saya..
Panen Mentimun di Jepang pakai Deep Learning
Ilustrasi Mentimun, dari Codepolitan.com |
Mesin penyortir otomatis telah tersedia di pasar, namun mesin tersebut memiliki keterbatasan dalam hal performa dan harga, selain itu kebun yang relatif kecil biasanya tidak menggunakan mesin ini. Untuk itulah Makoto tertantang untuk mengembangkan sendiri model penyortiran berbasis komputasi. Deep learning dengan TensorFlow menjadi pilihan utamanya untuk pengenalan citra mentimun dan memungkinkan komputer belajar dari fitur-fitur yang dimiliki oleh tiap gambar dan merekomendasikan hasil. Untuk baca cerita lengkap dan kiprah sang petani, cekidot di Website Codepolitan disini:
Petani Jepang Menggunakan Deep Learning untuk Panen Mentimun
0 comments:
Post a Comment
Silakan masukkan komentar Anda... Bebas kok :-)