Let's Explore IT !

Kata mbah Bardolo, IT tidak hanya teknik.. IT tidak hanya sains..
Tetapi IT adalah juga seni, humanisme dan cinta....

Wednesday, 22 October 2014

Akhirnya Buku "Belajar dari Sang Gunung" pun Terbit

Merapi dari sebuah sudut
Setelah hampir dua tahun terakhir terakhir bergabung dengan para peneliti senior dari Fakultas Pertanian UKSW dalam sebuah riset tentang kajian model budidaya pertanian berbasis pengetahuan dan kearifan lokal, sebuah buku kecil-pun terlahir. Berjudul "Belajar dari Sang Gunung". Berasal dari  buah pemikiran penulis dari berbagai sudut pandang dan bidang ilmu dalam memaknai pembelajaran kehidupan di seputar gunung.

Dr. Suprihati, dosen senior Fakultas Pertanian UKSW, yang juga ketua peniliti dalam pengantarnya mengatakan bahwa Gunung merupakan bagian integral dari alam kehidupan masyarakat. Gunung memberikan diri sebagai sumber materi sarana kehidupan secara langsung maupun pembelajaran filosofi tatanan kehidupan. Belajar pada Sang Gunung, belajar dari dan tentang gunung sebagai sumber kehidupan.

Bagi masyarakat gunung, kata gunung selalu memiliki daya pesona yang khas.  Secara fisik kegagahan gunung menimbulkan rasa aman, ‘berlari ke gunung’ sering diungkapkan sebagai penanda gunung sebagai benteng perlindungan. Pemazmur yang menyeru “Allahku, gunung batuku” bermakna alegoris (kias) yang berarti, Allah tempat perlindunganku. Gunung dipergunakan dalam kiasan tempat berlindung, meski terkadang gunung juga menakutkan saat yang mbahureksa gunung memuntahkan lahar dengan kedahsyatannya dan dalam jangka panjang muntahan lahar itupun merupakan wujud dari penumpahan berkat batu pasir, batu gunung dan kesuburan tanah pegunungan.

Dalam keseharian beberapa istilah juga mengait pada kosakata gunung, diantaranya nyabuk gunung, njanur gunung serta sri gunung. Sosok gunung dari jauh tampak indah setelah didekati by detail ada lembah, lurah, tonjolan, jurang yang bagi kebanyakan orang jangankan indah malahan menyeramkan, ada aura bahaya. Istilah srigunung biasanya digunakan sebagai penyandra perwajahan yang keindahannya menonjol bila dilihat dari jauh. Sri gunung dalam realita keseharian dekat dengan kesukaan mengagumi dan menikmati keindahan yang sebanding dengan keberanian menghadapi potensi bahaya dengan menyikapinya secara bijak.

Berbagai bahaya diantaranya erosi, muntahan lava, serta dampak global perubahan iklim terintegrasi di daerah lereng gunung berapi. Namun masyarakat di sekitar puncak gunung Merapi tetap merasa ‘hidup nyaman bersama ancaman’. Bagi masyarakat sekitarnya, Merapi yang berasal dari kata ‘meru’ (gunung) dan api, diyakini sebagai bagian dari kehidupan kulturalnya. Gunung dan manusia sebagai suatu kesatuan, sehingga aktivitas gunung berapi diyakini tidak akan menegakan masyarakatnya. Penguasa gunung akan mengirim utusan dan masyarakat penghuni gunung diberi kemampuan membaca sasmita tanda-tanda alam berupa asap, migrasi fauna dari atas ke bawah sebagai penanda peningkatan aktivitasnya.

Manusia adalah makluk pembelajar. Aneka mitos, cerita gugon tuhon, pengetahuan dan kearifan lokal bisa dan perlu diramu dengan kekinian untuk dipergunakan oleh masyarakat sebagai dasar adaptasi kultural penduduk. Konsep keseimbangan alam yang diterjemahkan ke dalam sistem sosial yang membatasi kerusakan alam di wilayah lereng Gunung. (Kutipan dari Bab 1 buku ini yang berjudul "Gunungan Gendul").

Tentang Buku ini

Buku ini diterbitkan oleh Griya Media, dengan ISBN nomor 978-979-729-118-1. Isi buku terdiri dari 3 bagian pembahasan utama yaitu Bagian 1 : Belajar dari Sang Gunung; Bagian 2 : Gunung, Bencana dan Perubahan Iklim; serta Bagian 3 : Budidaya Pertanian Masyarakat Pegunungan Berbasis Kearifan Lokal.

Berikut adalah bagian-bagian lengkap buku ini yang merupakan kolaborasi dari berbagai penulis dengan berbagai latar belakang ilmu.

Bagian 1. Belajar dari Sang Gunung
Bab 1. Gunungan gendul
Bab 2. Antara Gareng dan Garengpung
Bab 3. Gula Aren Kearifan Lokal Masyarakat Gunung
Bab 4. Mbrebes mili menjadi mbayu mili
Bab 5. Dam Kali Apu simbol persahabatan dengan Gunung Merapi

Bagian 2. Gunung, Bencana dan Perubahan Iklim
Bab 6. Gunung dan Pemanasan Global
Bab 7. Menyikapi Gunung yang Rawan Bencana
Bab 8. Teknologi Informasi untuk Pemetaan Risiko Bencana

Bagian 3. Budidaya Pertanian Masyarakat Pegunungan Berbasis Kearifan Lokal 
Bab 9. Profil Masyarakat Pegunungan dan Pengetahuan Pertanian
Bab 10. Budidaya Pertanian Berbasis Kearifan dan Budaya Lokal
Bab 11. Model Adaptasi Budidaya Pertanian Terhadap Perubahan Iklim

Klik disini untuk lihat detail Identitas Buku.


8 comments:

randi wahyu prasetyo said...

POINTER kapan ya,,?mengeluarkan buku barunya ,hehehehe :D

Teguh Wahyono said...

Halo Randy.. Ayo POINTER pasti bisa!!

Drama Lover said...

Kliatannya menarik ni buku :)

Gerbangilmu.com said...

Wah bagus sekali ya mas buku nya :) trimakasih banyak atas informasinya

prih said...

Permisi...pengagum gunung ikutan belajar dari sang gunung. Salam pembelajar

epulkatama said...

Saya suka sekali naik gunung, dan seperti banyak sekali pelajaran yang didapat dalam buku ini tentang gungung.... Thanks infonya

ulin indonesia said...

artikelnya menarik mas...izin baca dulu...

Expo said...

wah keren neyh penelitianya bisa buat referensei ane neyh,,,sukses gan,,, semoga bermanfaat,,,

Post a Comment

Silakan masukkan komentar Anda... Bebas kok :-)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India