Sungai Elo, 20 Maret 2009
Hari itu, cuaca yang biasanya mendung nampak cerah, secerah wajah-wajah kami ber-enam. Ya.. hari itu kami, enam dari Ilkom UGM Yogyakarta (Pak Ardian, Mas Rudi, Beni, Maya, Pak Henry dan saya) akan memulai sebuah petualangan mendebarkan yang disebut dengan "Rafting".
Bagi saya, itu adalah pengalaman perdana. Dan nampaknya bagi kami berenam, hanya Pak Rudi yang sudah cukup berpengalaman sebelumnya. Dengan semangat 45, kami menuju Sungai Elo, sebuah sungai yang terletak di kawasan Kabupaten Magelang dekat dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Perjalanan ke sungai ini kami tempuh dari sekitar 30 menit (start dari UGM Jogjakarta). Tepat pukul 13.00 kami sampai di lokasi. Setelah ganti baju, pakai pelampung, foto-foto sejenak dan mendapat sedikit breefing dari team Yogya Adventure, kami segera memulai petualangan.
Tidak jauh dari start poin (kurang lebih 20 meter), kami langsung dihadapkan dengan jeram pertama. Waahhh.. gila.. benar-benar memacu adrenalin. Jeram sungai menggulung-gulung perahu kita, mengombang-ambingkan dengan kasar kesana kemari. Untunglah Pak Barry, sang juru rafting dari Yogya Adventure yang mendampingi kita, cukup sigap mengatasi segala bentuk goncangan sang jeram. Dan ternyata teori tentang adrenalin benar bahwa “sekali melewati titik ketakutan dalam dirimu, pasti akan ketagihan untuk mencobanya lagi”.
Setelah itu air cukup tenang membawa perahu karet yang kita pakai. Dan kalau air tenang, celakanya kita yang gak tenang.. Karena harus mendayung sekuat tenaga agar perahu kita jalan dengan lebih cepat. Pak Ardy yang terlihat paling bersemangat ketika mendayung, karena dia mengidentikkan dayungannya dengan angkat barbel ketika dia fitness.. Sama-sama membentuk bisep dan trisep, hehehe.. Lain lagi Beni.. Pemuda yang satu ini mendayung terus tanpa henti... Tapi ya itu, mendayungnya dengan lemah lembut.. Air di sungaipun tidak ber-riak oleh dayungannya.. (just kidding friend.. hehehe).
Sungai Elo memiliki jarak sepanjang 12 km dengan lama pengarungan lebih kurang 2,5 - 3 jam. Sepanjang sungai, kami bisa melihat pemandangan yang begitu indah. Kami berada di tengah-tengah sungai, dimana kanan kiri kami adalah tebing-tebing menjulang dengan pohon-pohon besar dan rimbun. Sungguh kami bisa merasakan keagungan Illahi dalam kondisi seperti ini. Entah berapa kali kami bertemu dengan para pemancing dan penjala ikan.. Sesekali, Maya (satu-satunya cewek di team kami), tak kuasa menahan tawanya melihat adegan "kolor ijo" di beberapa titik sungai. Pak Rudi dan Pak Henrypun tersenyum=senyum ketika berpapasan dengan ibu-ibu yang sedang mandi di Sungai.. Entah apa arti senyum itu (hahahaha...).
To be Continued...